- Pasar beras di Indonesia sangat besar mengingat jumlah populasi raksasa dan kedudukan beras sebagai makanan pokok. Nilai pasar beras akan terus berkembang mengikuti pertumbuhan penduduk yang pada tahun ini berjumlah 271 juta dan akan menjadi 306 juta pada 2035. Diperkirakan ada sekitar unit penggilingan padi di seluruh Indonesia, sebagian besarnya merupakan usaha kecil dengan kepemilikan tunggal. Distribusi hasil produksinya bersifat lokal, hanya beredar tak jauh dari tempat produksi, di kecamatan, kabupaten atau kota yang sama untuk penggilingan kecil; atau di provinsi yang sama dan sekitarnya untuk pabrik penggilingan besar. Kurang dari 1% yang tergolong penggilingan besar. Memperluas distribusi ke wilayah yang lebih luas, terutama pulau-pulau lain membutuhkan biaya logistik yang tinggi mengingat ketimpangan infrastruktur antara Jawa-Sumatra bagian selatan dan pulau-pulau lainnya. Sebagai komoditas utama di pasar dalam negeri, harga beras diatur dalam Permendag Nomor 57/2017. Di satu sisi, kebijakan tersebut bertujuan untuk melindungi konsumen mengingat beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Tapi di sisi lain, potensi usaha penggilingan padi menjadi sangat Pasar Konsumsi beras Indonesia sekitar 2,5 juta ton per bulan atau 30 juta ton per tahun dengan total nilai Rp 276,8 triliun. Sebagian besar, sekitar 70% atau 21 juta ton, merupakan beras asalan kualitas rendah. Beras medium dan premium hanya 30% atau 9 juta ton yang terdiri dari beras premium sebanyak 70% atau 6,3 juta ton dan beras medium sebanyak 30% atau 2,7 juta ton. Nilai pasar gabungan beras premium dan medium adalah sebanyak 9 juta ton dengan nilai Rp94,1 triliun. Seperti komoditas lainnya, margin bisnis beras sangat tipis. Sebuah penggilingan padi hanya mengantungi Rp400 per kg beras medium dan Rp500 per kg beras premium dari kegiatan penggilingan dan distribusinya. Namun hal ini diimbangi dengan besarnya volume perdagangan. Jika 9 juta ton beras premium dan medium dikalikan Rp430 rata-rata tertimbang beras margin beras premium dan medium, maka total marginnya adalah Rp3,9 triliun. Ini adalah angka yang besar yang daya tariknya tidak akan bisa ditolak oleh siapapun. Dengan menguasai hanya 1% pangsa pasar beras premium dan medium saja, penggilingan beras akan mengelola ton atau omzet sebesar Rp941,0 miliar yang menghasilkan keuntungan Rp38,7 miliar; dan penguasaan 5% pangsa pasar berarti mengelola ton atau setara dengan miliar yang menghasilkan keuntungan Rp193,5 miliar. Untuk penguasaan 10% pangsa pasar, tinggal gandakan saja angkanya. Meskipun persaingan antar penggilingan beras sangat ketat karena banyaknya penggilingan padi untuk ukuran pasar sebesar 30 juta ton, minat dari investor baru tetap muncul. Para pemain baru ini tentunya tidak akan begitu saja terjun ke pasar yang bisa dikatakan hiper-kompetitif jika mereka tidak memiliki strategi jitu untuk memenangkan persaingan. Mereka juga harus memiliki tim manajemen yang mumpuni dengan pengalaman bisnis beras atau produk komoditas lainnya yang memadai. Yang tak kalah penting, mereka harus memiliki modal yang cukup besar untuk memperoleh pangsa pasar yang cukup berarti untuk memperoleh keuntungan yang memadai. Jadi, mudah ditebak mereka adalah grup bisnis besar di negeri ini. Supaya memiliki skala bisnis yang berarti, lebih baik membuka beberapa penggilingan di beberapa lokasi yang berbeda daripada satu penggilingan di satu lokasi untuk menghindari biaya logistik yang tinggi. Model bisnis seperti ini mirip bisnis air mineral dalam kemasan dan roti yang lokasi produksinya tersebar di beberapa kota agar lebih dekat dengan konsumen di seluruh Indonesia. Model bisnis semacam ini akan meningkatkan efisiensi tidak hanya dalam hal biaya pengiriman, tetapi juga dalam mengamankan perolehan bahan mentah yakni gabah. Situasi persaingan yang ketat saat ini membuat para penggilingan padi harus bersaing untuk mendapatkan gabah, terutama setelah musim panen berlalu. Terkadang mereka pergi jauh dari lokasi penggilingan, ke luar provinsi, bahkan ke pulau lain untuk mendapatkan gabah agar penggilingan bisa terus berputar. Model bisnis penggilingan padi yang tersebar meningkatkan efisiensi secara signifikan yang menghasilkan akan keuntungan yang jauh lebih tinggi daripada penggilingan terpusat. Sebagian besar pemilik penggilingan padi hanya memiliki 1 penggilingan, hanya sedikit sekali yang memiliki 2-3 penggilingan. Mereka harus bertahan agar tetap hidup di tengah-tengah situasi hiper-kompetitif. Ada yang bertahan, ada yang bangkrut. Ada yang tutup sementara, ada yang pindah usaha ke sektor lain. Bagi investor baru, situasi saat ini merupakan momen yang tepat untuk mengakuisisi penggilingan beras. Mereka akan berada dalam posisi yang lebih kuat dalam negosiasi dengan si yang dijual pasar modern hampir seluruhnya merupakan beras premium. Bagi konsumen kelas menengah atas yang mengunjungi gerai modern, beras merupakan produk bermerek sama seperti produk FMCG Fast Moving Consumer Good lainnya. Selain jenis beras, mereka memilih produk berdasarkan merek. Infografik Pasar Beras. Namun, di sisi lain, nyaris tidak ada kegiatan pemasaran dan promosi dari pemilik merek karena sebagai akibat adanya HET, keuntungan sangat tipis sehingga tidak memungkinkan mereka untuk mengalokasikan anggaran pemasaran dan promosi. Beberapa penggilingan yang memiliki spesifikasi produk di atas premium terpaksa menetapkan produknya sebagai beras premium, dengan harga premium tentunya—karena tidak ada kategori yang lebih tinggi dari premium dalam regulasi harga. Oleh karena itu, jika penggilingan padi ingin keluar dari jebakan harga, bermainlah di kategori beras khusus yang harganya tidak diatur. Permentan No. 48 / Tahun 2017 mendefinisikan beras yang termasuk beras khusus yaitu beras merah dan hitam, beras untuk kesehatan, beras organik, beras indikasi geografis, beras varietas lokal, dan beras tertentu yang tidak dapat diproduksi di dalam negri. Beras merah dan hitam, organik dan impor, memiliki konsumen yang terbatas. Beras indikasi geografis dan varietas lokal produksinya sedikit. Jadi di antara enam jenis beras khusus di atas, beras untuk kesehatan adalah jenis beras khusus yang pangsa pasarnya menjanjikan, namun belum digarap. Jika berhadapan dengan konsumen menengah ke atas, harga akan lebih fleksibel karena mereka memiliki daya beli yang lebih tinggi dibandingkan kategori konsumen lain. Sebelum aturan harga diberlakukan tahun 2017, harga beras reguler di gerai-gerai modern jauh lebih tinggi dari harga sekarang. Saat itu harga sangat bervariasi hingga ada yang mencapai atau bahkan lebih. Angka ini lebih dari dua kali lipat HET premium saat ini. Terbukti konsumen mampu dan bersedia membeli beras berkualitas sangat baik hingga tingkat harga tersebut. Karena mereka tidak sensitif terhadap harga, harga lebih yang tinggi per kg dari beras reguler untuk beras yang khusus yang memberi manfaat kesehatan sepertinya tidak akan menjadi masalah bagi mereka. Terlebih lagi, beras hanya sebagian kecil dari total pengeluaran belanja bulanan. Idenya adalah mengembangkan beras yang diperkaya vitamin, beras yang tidak sekedar mengenyangkan tapi juga menyehatkan. Dalam keadaan normal, kesehatan adalah masalah yang menjadi perhatian besar konsumen, apalagi dalam situasi wabah COVID-19 seperti sekarang yang menuntut masyarakat luas untuk lebih sadar kesehatan. Biaya penambahan vitamin tergolong kecil dibandingkan dengan potensial harga yang bersedia dibeli konsumen. Pemilik merek dapat menetapkan harga sepenuhnya berdasarkan faktor pasar yang berfokus pada wawasan konsumen. Jika konsumen bisa membeli beras reguler dengan harga mengapa tidak bersedia membeli beras khusus yang bermanfaat bagi kesehatan dengan harga sedikit’ lebih tinggi? Suatu jenis produk baru dengan manfaat tertentu tentu butuh dukungan program pemasaran. Program ini mengedukasi konsumen tentang keunggulan produk dibandingkan dengan produk biasa, manfaat mengkonsumsi produk tersebut, dan mengembangkan kesadaran konsumen terhadap merek. Program ini tentu saja membutuhkan biaya, dan hal ini tidak akan menjadi masalah bagi produsen karena harga jual tidak diatur untuk kategori beras ini. Mereka dapat menetapkan harga sesuai dengan situasi pasar dengan berfokus pada wawasan konsumen, dengan memasukkan biaya pemasaran. Daya beli konsumen memang menurun sejak pandemi COVID-19. Namun, di sisi lain, kesadaran kesehatan sedang tinggi-tingginya. Wajar jika permintaan terhadap vitamin meningkat luar biasa. Bahkan orang awam pun sekarang mengerti mengapa tubuh membutuhkan vitamin C, D, E, selain juga paham dampak jika tubuh kekurangan vitamin-vitamin ini. Wawasan konsumen yang berada di puncak belum pernah setinggi ini merupakan pintu masuk yang tepat untuk memperkenalkan jenis beras baru Peraturan Ada perbedaan besar dalam perizinan antara beras reguler dan beras yang diperkaya vitamin. Kementerian Pertanian adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab mengeluarkan izin beras reguler karena dianggap sebagai produk pangan segar. Untuk produk kesehatan, yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan izin adalah BPOM. Oleh karena itu, pemilik produk beras yang diperkaya vitamin harus mendaftarkannya ke BPOM. Namun, Permentan No. 48 / Tahun 2017 tidak mendefinisikan secara jelas apakah pemilik produk juga harus mendaftarkannya ke Kementerian Pertanian, selain BPOM. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 4, pendaftaran harus ditujukan kepada BPOM "dan/atau Kementerian Pertanian". Itulah mengapa sejauh ini belum ada penggiling padi yang mengembangkan beras bervitamin. Beberapa penggilingan padi sebenarnya melihat peluang ini dan berminat membuka segmen beras bervitamin. Mereka menargetkan konsumen menengah ke atas dan institusi kesehatan rumah sakit, panti jompo, dan lain-lain. Di sisi lain, mereka menunggu pemerintah untuk mendefinisikan aturan pendaftaran yang ambigu ini. Mereka mengharapkan pendaftaran beras bervitamin ditujukan ke satu institusi saja, apakah Kementerian Pertanian atau BPOM. Tidak perlu keduanya karena hanya akan menjadi memunculkan beban waktu, tenaga dan biaya tambahan. Sebelum peraturan ini jelas, mereka tidak akan mengambil risiko yang bisa berakibat fatal bagi bisnis. Dari sudut pandang konsumen, jika mengkonsumsi vitamin dari makanan lebih murah daripada mengonsumsi vitamin sebagai produk tersendiri, ini merupakan suatu pilihan. Untuk produk yang dikonsumsi sehari-hari, masyarakat cenderung lebih memperhatikan harga daripada produk yang sesekali dibeli. Dari sudut pandang produsen beras, ini merupakan peluang besar untuk mengeksplorasi bisnis dan mendapatkan keuntungan. Di tengah situasi kesehatan yang rentan dan kesadaran masyarakat yang meningkat, tidak ada waktu yang lebih baik dari sekarang untuk meluncurkan produk beras bervitamin. Dari sisi pemerintah, sudah saatnya mendukung sektor beras khususnya produsen beras premium dan menengah yang berpotensi untuk menghasilkan beras khusus bervitamin. Di tengah badai COVID-19, permintaan beras premium menurun tajam sebagai imbas dari pembatasan aktivitas rumah makan, pariwisata dan kegiatan publik. Konsumen beras menengah ke atas bersedia membayar lebih untuk produk khusus. Uang lebih’ inilah yang bisa dimanfaatkan untuk menghidupkan ekonomi. Uang ini akan mengalir ke semua pemangku kepentingan termasuk karyawan penggilingan, distributor, pengecer dan bisnis terkait lainnya akan kecipratan rejekinya. Jadi, memanfaatkan uang rakyat konsumen menengah atas untuk membantu rakyat semua pemangku kepentingan, adalah cara yang lebih cerdas daripada mengambil dana ABPN dan menggelotorkan ke dunia usaha.* Isi artikel ini menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya.
Pembelimengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan atas harga,akibatnya produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar ~ Terdapat banyak perusahaan di pasar Sifat ini memiliki 2 aspek yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing perusahaan adalah relative kecil jikaFoto Penjual melayani pembeli beras di Pasar Ciledug, Tangerang Selatan, Jumat 17/3/2023. CNBC Indonesia/Tri Susilo Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Pertanian Wamentan Harvick Hasnul Qolbi buka suara terkait rencana impor beras 500 ribu ton lagi untuk memenuhi Cadangan Beras Pemerintah CBP pada tahun ini. Sebelumnya, Indonesia juga sudah mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton melalui penugasan ke Perum Bulog. Harvick mengatakan bahwa pihaknya akan mencoba mengklasifikasi terlebih dahulu dengan kebutuhan impornya, tentu dengan melihat dari sisi produksinya terlebih dahulu, apakah mencukupi atau tidak."Sebenarnya kita coba klasifikasi ya antara kebutuhan impor itu sendiri dengan kebutuhan impor kita tentunya kita lihat dari sisi produksi cukup sih harusnya ya," ujar Harvick Hasnul Qolbi saat ditemui di gedung DPR RI, Senin 20/3/2023. Meskipun dia optimistis bahwa produksi dalam negeri akan cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun tetap perlu memperhatikan masa tanam, panen, hingga pergerakan harga beras di pasaran sehingga hal itu juga yang akan menentukan keputusan apakah jadi impor atau tidaknya."Cuma memang mungkin ya tadi karena masa tanam, panen, ada pergerakan harga, ini mempengaruhi memang dengan keputusan itu. Mudah-mudahan rapt dengan Komisi IV tetap berlanjut," lanjut, agar produksi beras dalam negeri bisa tercukupi, dan sesuai target, menurutnya, tata niaga antara Perum Bulog dengan Kementerian Pertanian Kementan harus lebih teliti Penjual melayani pembeli beras di Pasar Ciledug, Tangerang Selatan, Jumat 17/3/2023. CNBC Indonesia/Tri SusiloPenjual melayani pembeli beras di Pasar Ciledug, Tangerang Selatan, Jumat 17/3/2023. CNBC Indonesia/Tri Susilo"Kalau soal data-data, insya allah produksi kita cukup untuk masa panen sekarang dan ketersediaan bulan Ramadan terpenuhi. Cuman, kalau soal harga kita tahu sendiri, kalau setiap menjelang hari raya Ramadan dan tahun baru pasti ada pergerakan. Nah ini kita berharap masyarakat bisa bersabar melihat bagaimana yang akan dilakukan pemerintah," dengan adanya bencana alam banjir yang menyebabkan kerugian dan menghambat produksi beras dalam negeri."Sementara di data kita masih cukup, cuma memang kita akan coba teliti lagi karena memang bencana alam terus ini. Karena di daerah tertentu selesai di daerah lain. Tentu saja kementerian Pertanian melakukan kegiatan yang tepat sasaran ke depannya," itu, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengatakan, kalau memang data produksi beras milik Kementan memang benar mencukupi, maka dirinya tidak setuju dilakukan impor."Akan tetapi, kalau data produksinya tidak valid, maka akan menjadi hal yang kurang baik terhadap kita. Karena beras adalah pangan yang paling utama. Jadi kalau masalah impor, monggo itu keputusan pemerintah bukan keputusan kami," pungkas Sudin. [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Sudah Impor Tapi Harga Beras Masih Naik, Apa Solusinya? wurpedagangberas Pasar Beringharjo, sejak seminggu lalu, dalam tiga jam berbalik 180 derajat. Skip to content BerandaFitur LengkapHargaPrivate CloudLoginCoba Gratis Tips Jualan Beras dan Peluang Besar yang Ada di Dalamnya Tips Jualan Beras dan Peluang Besar yang Ada di Dalamnya Nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya. Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi nasi membuat ide jualan beras menjadi peluang usaha yang sangat bagus. Bahkan, tingkat penjualan beras di Indonesia sendiri menjadi yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara lainnya di Asia. Dengan terus meningkatnya permintaan beras yang ada di pasar, usaha jualan beras kemasan pun kini menjadi salah satu usaha yang memiliki masa depan cukup menjanjikan. Lantas, seberapa besarkah peluang usaha jualan beras ini? Bagaimana tips dalam menjual beras? Temukan jawabannya dengan membaca tips jualan beras di bawah ini. Peluang Usaha Jualan Beras Indonesia adalah negara agraris yang kebanyakan masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani, dan beras menjadi salah satu komoditas pertanian yang paling utama. Beras menjadi salah satu makanan pokok untuk masyarakat Indonesia. Sebagian besar masyarakat di dalamnya memiliki ketergantungan pada nasi sebagai makanan sehari-harinya. Bahkan, banyak yang beranggapan bahwa mereka belum dikatakan makan 3 kali sehari bila belum makan nasi. Nah, kondisi ini membuat usaha jualan beras menjadi ide bisnis yang sangat menjanjikan dan memiliki peluang yang bagus sebagai sumber pendapatan untuk jangka waktu yang panjang. Seakan-akan tidak terpengaruh dengan kenaikan harga beras yang terus meningkat, kebutuhan pokok ini hampir bisa dipastikan permintaannya seiring dengan semakin meningkatnya populasi masyarakat Indonesia. Selama masyarakat masih menjadikan nasi sebagai makanan pokok utamanya, maka pebisnis beras tidak akan kehilangan konsumen. Tingginya permintaan beras yang ada di pasar membuat para produsen beras pun kini lebih memperhatikan tentang bagaimana cara menjalankan usaha beras agar lebih efisien dalam hal memenuhi permintaan pasar pada produk komoditas ini. Baca juga Tips Budidaya Lobster Air Tawar dan Peluang Bisnis yang Ada di Dalamnya Tips Sukses Memulai Usaha Jualan Beras 1. Mempersiapkan Modal dan Lokasi Usaha Jualan Beras Untuk memulai usaha jualan beras, Anda bisa melakukannya secara grosir ataupun eceran. Di bawah ini adalah beberapa contoh perkiraan modal untuk usaha grosir beras. Biaya Modal Investasi Belanja Stok 20 Karung Beras Rp 4 Jutaan Umumnya, satu karung beras memiliki berat 20 kg hingga 50 kg. Jadi, bila harga satu karung beras 20kg kekitar dengan asumsi harga beras per kg adalah jika Anda menyetok 20 karung beras di toko grosir beras, maka Anda memerlukan modal sebanyak Rp 4,4 juta. Sewa Lokasi Usaha Rp 10 Jutaan Lokasi adalah salah satu hal yang sangat menentukan keberhasilan usaha beras. Pastikanlah agar lokasi toko beras Anda berada di kawasan yang strategis, mudah dijangkau dari setiap arah, dan juga mudah dilihat oleh banyak orang, seperti di pinggir jalan raya yang padat lalu lintas, dekat perumahan warga, dll. Akan menjadi sangat bagus lagi bila rumah Anda berada di daerah strategis tersebut, jadi Anda tinggal buka saja di depan rumah, sehingga bisa menghemat dana sewa lokasi. Peralatan Usaha Rp 2 Jutaan Dalam hal ini, peralatan usaha yang dimaksud adalah kursi, meja, literan, wadah beras, timbangan, dan juga peralatan lainnya. Sehingga, estimasi biaya secara keseluruhan untuk jualan beras secara grosir adalah Rp16 juta. Biaya Operasional Upah Karyawan Agar usaha jualan beras Anda semakin mudah dan berjalan lancar, Anda bisa merekrut karyawan pada bagian angkut barang atau penjaga toko. Pastikanlah setiap orang yang Anda rekrut adalah mereka yang mau bekerja keras, jujur dan juga cekatan. Mungkin Anda bisa merekrut tetangga atau kerabat yang sedang memerlukan pekerjaan. Upah yang bisa berikan dalam tahap awal ini mungkin sekitar Rp 2 juta perbulan dengan asumsi 1 orang pekerja. Biaya Internet, pulsa telepon, air dan listrik sekitar Rp 500 ribu per bulan Biaya transportasi dan biaya tak terduga lainnya sekitar Rp 1 juta Jadi, estimasi biaya operasional secara keseluruhan untuk grosir beras adalah sekitar Rp 3, juta per bulan 2. Memahami Seluk Beluk Usaha Sembako Sebelum Anda terjun langsung dalam bisnis jualan beras, disarankan untuk menggali informasi dan juga pengetahuan tentang manajemen bisnis sembako. Kebanyakan orang berpikir ingin memulai jualan beras dengan menjadi produsen beras. Tapi, jika kondisi tersebut menyulitkan Anda, contohnya karena modal atau kemampuan lainnya masih terbatas, maka tidak ada salahnya untuk menjadi agen atau distributor terpercaya terlebih dahulu. Hal ini dilakukan sebagai salah satu solusi ampuh agar beras yang disimpan tidak berada terlalu lama di gudang, yang pada akhirnya justru akan menyebabkan kerugian. 3. Menentukan Target Pasar Jualan Beras Target pasar adalah hal utama yang harus dipertimbangkan sebelum memulai bisnis apapun, termasuk bisnis jualan beras ini. Kenapa? karena jika Anda menjual suatu produk tanpa mengetahui target pasar yang ingin dituju, maka kesuksesan bisnis Anda akan jauh dari kata maksimal. Fokus pada kelompok tertentu yang menjadi target pasar adalah suatu kewajiban, yang akan menjadi basic kuat untuk melakukan ekspansi pada segmen lainnya. Target pasar merupakan hal penting yang harus dipikirkan sebelum memulai sebuah usaha. Demikian juga ketika memulai bisnis jual beli beras ini, karena jika kita menjual suatu produk tanpa mengetahui pasaran yang akan dituju, maka kesuksesan bisnis ini tidak akan maksimal. Fokus terhadap kelompok tertentu yang menjadi target pasar adalah sebuah keharusan, yang akan menjadi landasan tepat untuk berekspansi ke segmen pasar lainnya. 4. Menentukan Jenis Beras yang Akan Dijual Semakin lengkap jenis beras yang ingin Anda jual, maka semakin besar juga kesempatan Anda untuk bisa menarik minat pelanggan. Umumnya, para pelanggan tidak hanya mencari beras biasa yang berkualitas saja, sering kali ada juga mereka yang mencari beras organik, beras hitam, beras merah, dll. Untuk itu, sebelum terjun langsung memulai jualan beras, cobalah untuk mengetahui terlebih dahulu jenis beras yang ingin Anda jual. Anda bisa menentukannya dengan mengenal konsumen yang ingin Anda targetkan. Misalnya yang berada disekitar lokasi Anda adalah mereka yang berada di kalangan atas yang lebih mementingkan kesehatannya, maka Anda bisa menjual beras organik ataupun beras merah. 5. Mencari Pemasok yang Terpercaya Anda harus bisa mencari pemasok beras yang sangat terpercaya, yang mampu memberikan kualitas beras terbaik dengan harga yang sesuai. Selain itu, pemasok tersebut juga harus bisa konsisten dan tanggung jawab terkait waktu dan jumlah pasokan berasnya, sehingga bisnis jualan beras Anda bisa berjalan dengan baik. 6. Mempersiapkan Kemasan dan Alat Penakar Beras Kemasan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam menjalani suatu bisnis, karena kemasan adalah komponen yang pertama kali akan dilihat oleh konsumen setelah mereka membeli beras. Sebaiknya, kemasan tidak hanya dibuat menarik, tapi juga harus memperhatikan faktor lainnya, termasuk dalam hal menggunakan material yang ramah lingkungan dan tidak mudah rusak. 7. Mengelola Stok Beras dengan Benar Hal selanjutnya yang harus Anda perhatikan adalah mengelola stok beras Anda. Anda harus bisa mengetahui berapa lama beras Anda bisa bertahan lama, sehingga setiap permintaan beras yang diminta oleh konsumen akan mampu terpenuhi dengan kualitas terbaik. Selain itu, Anda bisa menerapkan sistem FIFO atau First In First Out, sehingga beras yang sudah lebih dulu berada di gudang bisa lebih dulu terjual. 8. Menjalankan Strategi Pemasaran, Pengaturan Harga Dan Keuntungan Sama seperti bisnis lainnya, pemasaran bisnis beras juga memerlukan pemasaran yang baik. Umumnya, untuk pemasaran beras ini Anda bisa melakukan strategi pemasaran dari mulut ke mulut. Selain itu, Anda juga bisa memberikan suatu hadiah untuk pelanggan yang memang loyal. Misalnya dengan membeli beras sebanyak 25 kg akan bisa mendapatkan bonus produk sembako lain, dan sebagainya. Selain itu, Anda juga harus melakukan pengaturan harga yang sesuai, karena konsumen juga tidak hanya ingin membeli beras berkualitas, tapi juga mereka akan mempertimbangkan harga beras yang Anda jual dengan baik. 9. Menjaga Kualitas Beras Dan Pelayanan Pada Konsumen Anda harus bisa memastikan kualitas barang dari pemasok, beras yang diperlukan bukan hanya beras putih, pulen, bersih, dan juga bebas dari kutu, tapi juga harus memiliki kualitas terbaik. Selain itu, kualitas pelayanan juga adalah kunci utama dalam kesuksesan bisnis, seperti pelayanan yang ramah, cepat, tanggap, mau mendengarkan keluhan konsumen, bersabar saat menghadapi konsumen, dan bila perlu cobalah untuk meminta kritik serta saran atas produk yang Anda jual. Nantinya hal ini akan membuat mereka lebih dihargai, bahkan hal ini juga akan membuat konsumen menjadi pelanggan setia Anda. 10. Berinovasi dan Mengembangkan Peluang Kerjasama Inovasi adalah salah satu kunci dalam meraih kesuksesan. Dengan melakukan berbagai hal baru, Anda bisa melakukan berbagai perbaikan atau peningkatan atas jualan beras yang saat ini sedang Anda jalankan. Berikanlah penawaran promo menarik, atau potongan harga yang mampu menarik minat pembeli, lalu berikanlah pelayanan terbaik. Hal lainnya yang bisa Anda berikan adalah kupon pada pelanggan yang bisa ditukarkan jika sudah banyak terkumpul. Baca juga Cara Sukses Ternak Ayam Bangkok, Mulai Dari Analisa Usaha Hingga Cara Budidayanya Penutup Demikianlah berbagai langkah sederhana yang bisa Anda lakukan untuk memulai usaha jualan beras. Jangan lupa juga untuk selalu tetap konsisten dan inovatif agar bisnis jualan beras Anda bisa tetap bertahan. Selain itu, ikutilah selalu perkembangan teknologi terkini agar bisa memudahkan Anda dalam menjalankan bisnis dan meraih keuntungan yang maksimal. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi adalah dengan melakukan promosi dan berjualan online, lalu dengan menggunakan software akuntansi. Dengan menggunakan software ini, Anda bisa lebih mudah dalam mengelola keuangan agar lebih rapi dan akurat. Salah satu software akuntansi pilihan yang bisa Anda gunakan adalah Accurate Online. Dikembangkan dengan basis cloud-system aplikasi ini akan membantu Anda untuk melihat laporan keuangan bisnis dimanapun dan kapanpun Anda berada. Selain itu, fiturnya yang sangat lengkap dan tampilan dashboard nya yang sederhana juga akan sangat memudahkan Anda dalam melakukan bisnis online ataupun offline. Tertarik? Anda bisa langsung mencoba Accurate Online selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini. Wanita lulusan S1 Bisnis Manajemen yang sering membagikan berbagai ilmunya dalam bidang bisnis secara menyeluruh kepada masyarakat, mulai dari tips, ide bisnis, dan masih banyak lagi. Bagikan info ini ke temanmu! Related Posts Page load link
Terlebihrencana tersebut disampaikan pada saat harga beras medium di pasar selama beberapa tahun ini tercatat stabil. Biasanya kran impor akan dilakukan ketika terjadi kenaikan harga atau paling tidak terjadi gejala atau potensi kenaikan harga di saat-saat yang akan datang akibat stok beras atau surplus yang terbatas untuk melakukan penetrasi
JAKARTA — Kementerian Perdagangan memastikan kewajiban pencantuman label pada kemasan beras tidak akan diberlakukan untuk beras curah yang dijual di pasar tradisional. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, regulasi tersebut hanya diperuntukkan bagi penggilingan beras atau pengusaha beras yang sebelumnya sudah memproduksi beras kemasan. Label yang telah ada tersebut kemudian didaftarkan ke Kemendag. Dia menegaskan, beleid itu tidak berlaku bagi beras yang dijual di pasar tradisional berupa curah; baik dalam ukuran kilogram maupun liter. Pemerintah melepas kewajiban tersebut untuk beras tidak dalam kemasan. “Labelnya itu didaftarkan, kalau yang curah kan lepas [tidak diwajibkan],” kata Mendag di Gedung Lembaga Ketahanan Nasional, Kamis 21/6/2018. Sebelumnya, pemerintah menetapkan kewajiban label kemasan beras melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 59 Tahun 2019. Pengusaha perberasan wajib membubuhkan label sejumlah item. Bisnis, edisi 21/6 Guru Besar Fakultas Pertanian Institute Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa menyebut regulasi kewajiban pencantuman label pada kemasan beras sudah tepat. Hanya saja, pemerintah perlu memperhatikan kembali kesanggupan pelaku usaha kecil dan tani. Menurutnya, pelabelan kemasan beras yang ditetapkan dalam permendag tersebut setidaknya dapat dilakukan oleh pengusaha beras skala besar. Namun, jika dipaksakan bagi pengusaha kecil, justru akan menambah biaya produksi. “Pelabelan kemasan beras bagus untuk industri beras sekala besar. Namun, harus ada pengecualian untuk pengusaha beras kecil apalagi kelompok tani yang memproduksi beras secara mandiri,” katanya. Dwi menitikberatkan pengecualian itu bagi pelaku usaha beras yang menjual barangnya di pasar tradisional. Pasalnya, pasar tradisional kerap kali menjual beras tanpa kemasan atau menjual dalam bentuk curah baik ukuran liter maupun kilogram. Kendati demikian, kata Dwi, bagi pelaku usaha yang menjajakan beras di ritel modern, sudah selayaknya tetap memasang dan mendaftarkan label pada kemasan sesuai beleid tersebut. Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo mengakui regulasi baru itu akan menambah biaya produksi. Bagaimanapun, dia menilai aturan tersebut akan membuat kepastian harga bagi konsumen. “Kalau ada yang belum sempurna ya disempurnakan, lihat sisi positifnya. Niat pemerintah untuk membuat aturan itu sudah baik agar konsumen mendapat harga wajar,” kata Arief. Dia mengatakan, selama ini Food Station—yang notabene merupakan Badan Usaha Milik Daerah DKI Jakarta—sudah menjalankan aturan yang disebutkan dalam permendag, seperti harga beras, kualitas beras, merek hingga nama perusahaan produksi. Permendag yang ditandatangani Menteri Perdagangan pada 25 Mei 2018 itu akan diberlakukan efektif 3 bulan setelah diundangkan. Itu berarti pengusaha perberasan masih memiliki waktu sekitar 2 bulan lagi untuk mengimplementasikan regulasi tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini Harga Beras Editor Wike Dita Herlinda Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Bentukpasar persaingan murni terdapat terutama dalam bidang produksi dan perdagangan hasil-hasil pertanian seperti beras, terigu, kopra, dan minyak kelapa. , kewajiban-kewajiban masing-masing pihak harus terpenuhi terlebih dahulu, kewajiban bagi penjual untuk membuat produk yang berkualitas dan bermanfaat dan bagi pembeli untuk membayar